Showing posts with label Masjid Kita. Show all posts
Showing posts with label Masjid Kita. Show all posts

Tuesday, February 8, 2022

, , , ,

Masjid Jamik Parabek

Masjid Jamik Parabek adalah salah satu masjid tertua di Indonesia yang terletak di Jorong Parabek, Nagari Ladang Laweh, Kecamatan Banuhampu, Kabupaten Agam, Sumatra Barat. Di depan masjid ini ada makam Syekh Ibrahim Musa, pendiri masjid ini dan pendiri Sumatra Thawalib di Parabek. Source ; wikipedia
Publisher: masjid kita - 10:45:00 AM

Saturday, December 21, 2013

, , ,

Bersih Hati Bersih Jiwa

بِسۡمِ ٱللهِ ٱلرَّحۡمَـٰنِ ٱلرَّحِيمِ

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته


Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Pada hari (kiamat) ketika tidak lagi bermanfaat harta maupun keturunan, kecuali bagi orang yang menghadap Allah dengan hati yang selamat.”
(QS. Asy-Syu’araa’ : 88-89).
Sebaiknya sebagai manusia biasa, kita bisa terus berlaku adil, tulus, berbuat baiklah antara kita sesama. Kita hidup ini bukannya lama mana lagi. Lagi pun tujuan hidup adalah mencari bekal buat di Barzakh nanti. Jadi jika ada salah faham, silap tafsir, baiklah berterus terang dan bertanya. Jangan beremosi dan bersangka-sangka.

Sebagai pengobat hati dari terus berprasangka, maka sucikan hati bersihkan jiwa kita dengan selalu bertaubat.


Taubat Bersih Jiwa, Sucikan Hati
Dari Abdullah bin 'Amr r.a., Rasulullah s.a.w. bersabda:
"Sampaikanlah PesanKu Biarpun Satu Ayat..."
Kebersihan batin penting bagi menjadikan diri kita insan yang bertakwa kepada Allah. Ia dilakukan dengan membersihkan jiwa daripada kesan dosa dan perbuatan maksiat iaitu dengan cara bertaubat dan membersihkan hati daripada akhlak tercela.

Rasulullah bersabda:
"Kesucian hati daripada sifat keji itu adalah setengah daripada iman. Untuk membersihkan hati, kita perlulah menjauhi segala penyakit-penyakit hati." (Hadis riwayat al-Iman Muslim)

Jelas bahawa iman yang sempurna itu adalah menyucikan hati daripada sifat keji dan menanamkan dalam hati segala sifat terpuji. Antara penyakit hati yang keji itu ialah berperasaan hasad dengki, sifat ria, ujub, takabur, terlalu banyak makan, pemarah, bakhil dan cinta dunia secara berlebihan.

Dalam hal ini juga Allah mengingatkan manusia terhadap musuh dalam diri mereka yang sentiasa mengajak ke arah kejahatan.

Firman-Nya:
"Dan aku tidak membebaskan diriku (daripada kesalahan), kerana sesungguhnya nafsu itu terlalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (Surah Yusuf, ayat 53)
Nafsu dan syaitan bekerjasama untuk merebut tempat di hati setiap manusia. Jika hati sudah dikuasai dan ditawan oleh syaitan, maka manusia tidak lagi ikut perintah Allah dan rasul-Nya. Mereka dengan mudah mengikut kehendak nafsu syaitan. Oleh itu, kita hendaklah menguatkan iman bagi melawan serangan nafsu dan kehendak syaitan yang sentiasa mengajak kita untuk mendurhakai Allah.

Nafsu tidak tidur atau lena untuk membuatkan kita sentiasa lalai. Tidak ada ubat bagi mengubati penyakit hati melainkan yang ditunjukkan oleh al-Quran dan sunnah. Jika penyakit itu ialah mensyirikkan Allah, maka ubatnya ialah mentauhidkan Allah. Jika penyakit itu melakukan amalan berdosa, ubatnya ialah meninggalkan amalan itu dan bertaubat kepada Allah. Jika penyakit itu ialah lalai dengan tanggungjawab yang diberikan Allah, ubatnya ialah menyedari akan tanggungjawab itu.

Jika penyakit itu ialah membenci dan memandang kecil terhadap perkara yang disukai Allah, obatnya ialah perlu mengambil berat, dengan suka cita dan cinta terhadapnya. Jika penyakit itu ialah merujuk kepada selain daripada Allah, ubatnya ialah kembali merujuk kepada Allah SWT dalam semua hal kehidupan. Manusia perlu faham dan sedar bahawa setiap detik kehidupan tidak boleh terlepas daripada keputusan Allah. Segala-galanya perlu dirujuk dan dikembalikan.
Taubat akan menutup segala pintu kejahatan dan membuka pintu kebahagiaan serta kebaikan. Ini boleh dilakukan dengan cara beristigfar kepada Allah dan mentauhidkan-Nya. Siapa yang ingin menyehatkan badan hendaklah dia menjaga makan minum daripada makanan yang memudaratkan. Siapa yang ingin menyehatkan jiwa dan hati maka hendaklah dia meninggalkan segala dosa.
Thabit bin Qurrah berkata:
"Kerehatan badan bergantung kepada kurangnya makan. Kerehatan jiwa bergantung kepada kurangnya melakukan dosa. Kerehatan lidah bergantung kepada kurangnya bercakap. Dosa bagi hati umpama racun bagi badan."
Justru, dosa yang dilakukan seseorang umpama meminum racun. Jika dosa itu tidak membinasakan jiwa secara menyeluruh, maka ia akan melemahkan jiwa (seperti racun, walaupun ia mungkin tidak memusnahkan badan, tetapi tetap melemahkan badan).
"Jiwa yang lemah tidak lagi mampu melawan penyakit, sama seperti badan yang lemah tidak mampu melaksanakan tanggungjawab dengan baik."
Abdullah bin Mubarak berkata: "Saya dapati dosa itu mematikan jiwa manakala melakukan dosa hingga sampai ke peringkat ketagih akan mewarisi kehinaan. Meninggalkan dosa bermakna menghidupkan hati. Oleh itu adalah baik bagi kamu agar menderhakai dosa."

Aku hidup dalam kenangan,
Imbauan rindu sering bertandang,
Sumber kekuatan di akan datang.
Publisher: masjid kita - 12:16:00 AM

Friday, December 6, 2013

, ,

Manifestasi Kesadaran akan Tuhan dalam Kehidupan

Manusia diciptakan atas dua unsur yaitu jasmani dan rohani. Salah satu pemenuhan kebutuhan atas jiwa/rohani adalah melalui keyakinan terhadap sesuatu seperti misalnya agama. Prinsip dasar keyakinan terhadap agama berasal dari kepercayaan bahwa adanya suatu Dzat yang memiliki kekuasaan atas alam semesta yang melebihi kekuatan apapun di dunia. Islam menjelaskan bahwa kepercayaan terhadap Tuhan (agama) merupakan fitrah dasar manusia.


Pemahaman Ketuhanan dan Iman

Pada dasarnya Agama Islam melarang membahas tentang hakekat Tuhan, khususnya hal yang berkaitan dengan mempertanyakan wujud Tuhan, karena Tuhan merupakan Dzat yang immaterial tidak mungkin dibuktikan wujudnya dan tidak berwujud dalam bentuk misalnya seperti arca (batu). Larangan tersebut tersurat dalam Hadist nabi yang mengatakan: ”Berpikirlah kamu tentang ciptaan Allah dan jangan lah kamu berpikir tentang Allah SWT sebagai pencipta, karena kamu tidak akan mampu”.
Oleh karenanya sebagai mukmin, yang memahami ajaran Allah SWT dan Sunnah Rasul, kita harus memahami bahwa di balik penciptaan langit dan bumi terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah SWT.
Di dalam Al-Qur’an sendiri disebutkan setidaknya tiga bukti penting mengenai keberadaan Tuhan, yaitu  
Pertama bukti yang diambil dari kejadian alam, yang disebut sebagai pengalaman dasar atau pengalaman jasmani manusia, Kedua bukti tentang kodrat manusia yang disebut pengalaman batin manusia, Ketiga bukti yang didasarkan atas wahyu Tuhan kepada manusia yang disebut pengalaman tertinggi atau pengalaman rohani manusia.

Ruang lingkup pengalaman itu akan semakin sempit dan bukti akan semakin selektif, misalnya kejadian pada alam, ini hanya akan membuktikan bahwa alam semesta ini pasti ada. Ada yang menciptakan dan juga ada yang mengatur. Akan tetapi belum cukup membuktikan kepada manusia bahwa Tuhan itu ada. Bukti tentang kodrat manusia terdapat kesadaran adanya Tuhan walaupun kesadaran itu mungkin berlainan dengan bermacam-macam kodrat, hanya waktu Tuhanlah yang menyingkap rahasia-Nya yang menjelaskan sifat-sifat mulia-Nya.

Beberapa bukti mengenai keberadaan Tuhan adalah Pertama, seperti adanya hukum evolusi; bukti adanya tujuan dan kebijaksanaan. Pemahaman evolusi berkembang sepenuhnya pada dua hal; menciptakan dan melengkapi, sehingga segala sesuatu yang diciptakan Allah SWT pasti mencapai kesempurnaan yang sudah ditentukan. Kedua, di jagat raya hanya ada satu undang-undang, hal selanjutnya bahwasannya dalam ciptaan Tuhan tak ada yang tak seimbang/keteraturan hukum alam. Ketiga, seluruh ciptaan di bawah satu pengawasan, keberadaan-Nya terlihat dalam jagat raya, segala sesuatunya mulai dari hal yang kecil hingga segala sesuatu yang berukuran besar tunduk pada satu undang-undang dan berada di bawah satu pengawasan, Yang Maha Mengetahui. Keempat, petunjuk yang diberikan oleh kodrat manusia: dalam jiwa manusia terdapat kesadaran tentang adanya Allah SWT.

Tiap-tiap orang mempunyai sinar batin bahwa Allah SWT Maha Tahu, Maha Mencipta. Menurut Ibnu Rusyid dalam mengembangkan keimanan kepada Allah SWT digunakan cara cara pendekatan yang sesuai dengan syariat Islam yaitu menggunakan dalil Nidham (kerapihan susunan alam) yang biasa disebut sebagai dalil Inayah Walikhitira (pemeliharaan dan penciptaan).
Adapun dalil Inayah merupakan teori yang mengarahkan manusia agar mampu menghayati wujud Allah SWT melalui penghayatan dan pemahaman manfaat alam untuk manusia. Sedangkan dalil Ikhtira yang mengarahkan manusia mempelajari tanda-tanda kebesaran Tuhan melalui perenungan terhadap keserasian dan keharmonisan aneka ragam alam dengan Iman yang memiliki landasan bagi perbuatan manusia agar meneladani sifat-sifat terpuji Tuhan. Sehingga Iman tidak hanya berupa dogma saja, akan tetapi manusia memiliki pemahaman yang dalam.

Kesadaran Manusia akan Wahyu

Bukti paling meyakinkan tentang adanya Allah SWT ialah wahyu Illahi, dengan terungkapnya rahasia-rahasia sifat Tuhan itulah maka iman kepada Allah SWT menjadi faktor amat penting bagi evolusi manusia, karena hanya dengan mengetahui sifat-sifat Tuhan itulah yang memungkinkan orang untuk menempatkan cita-cita yang paling tinggi, yaitu mencontoh akhlak Tuhan agar manusia dapat meningkat ke puncak keluhuran akhlak yang tertinggi yaitu Allah SWT, Rabbul’alamin (Yang Memelihara dan Mengasuh Alam).

Maka dari itu mengabdi kepada Allah SWT adalah bekerja dengan sekuat tenaga guna melayani kepentingan sesama manusia dan mencintai sesama makhluk sekalipun makhluk tersebut tak dapat berbicara, dengan harapan keimanan tersebut dapat membawa perubahan dalam kehidupan manusia (kekuatan rohani yang mampu mengangkat derajat manusia menuju tingkatan yang tertinggi sebagai makhluk Tuhan).

Keyakinan Keagamaan

Manusia tidak dapat menjalani kehidupan yang baik atau mencapai sesuatu yang bermanfaat bagi kemanusiaan tanpa memiliki keyakinan-keyakinan, idealisme dan keimanan. Hanya agamalah yang dapat mengatasi kecenderungan sifat negatif manusia melalui keimanan dan ideologi. Hal ini menjadi mungkin hanya bila manusia menganggap keyakinannya sebagai suci dan merebut kendali mutlak atas dirinya. Karena secara alami, manusia cenderung bergerak mencari kebenaran akan wujud yang suci.

Manusia adalah pusat dari serangkaian bakat dan kecenderungan potensial-non materialistis yang dapat dikembangkan lebih jauh. Kecenderungan yang tidak bersifat materialistis secara bawaan dan kecenderungan spiritual tidak begitu saja ditanamkan dan dicapai, ia perlu terus dilatih, bila tidak digunakan secara tepat dan benar maka manusia akan mengambil arah yang salah akibatnya akan timbul penyimpangan keagamaan seperti pemujaan terhadap berhala, manusia ataupun terhadap alam.
Oleh karena itu sangatlah penting untuk memiliki keyakinan keagamaan karena hal tersebut merupakan satu-satunya keyakinan yang mampu mengatur pengaruh kecenderungan manusia menuju kebenaran terhadap wujud yang suci.
Konsep Tuhan merupakan hasil evolusi pemikiran subyektif manusia, karena manusia selalu membutuhkan sesuatu yang Supreme Being yang memiliki kekuatan atas segalanya. Dapat disimpulkan bahwa agama/kepercayaan terhadap Tuhan sangat dipengaruhi kehidupan manusia sebagai makhluk individu dan sosial.
Daftar Pustaka:

1. Murtadha Muntahhari. 1995. Perspektif Al-Qur’an Tentang Manusia dan Agama, Penerbit Mizan, Bandung.
2. Rahmat Noor dan Syamsul Arifin. 2003. Pendidikan Agama Islam ke Arah Pengembangan Kepribadian. Ulin Nuha Perss.
3. Departemen Agama. 1986. Tim Penyusunan Proyek Pembinaan Pendidikan Agama
Publisher: masjid kita - 7:35:00 PM

Friday, November 22, 2013

, , ,

OMG! Teranyata Aku Terlahir Sukses!


OMG! Teranyata Aku Terlahir Sukses!

Annida-Online -- Mau nerbitin buku sendiri, tapi masih merasa belum mampu? Gampang! Cobalah mulai nerbitin buku bareng-bareng? Nah, gak percaya? Buktinya Asqarini Hasbi, Ayu Amanulita, Azzura Suri Utami, Bunga Ramona, Deasy Lyna Tsuraya, Dina Purnama Sari, Etika Aisya Avicenna, Fariecha, Kely, Rizka Megarianti Putri, Selvi, dan Ummu Hanifah, berhasil menyelesaikan tantangan untuk membuat buku keroyokan hanya dalam waktu sekitar dua minggu.

"Kita ngucapin terima kasih banyak sama Kang Arul, atas tantangan ini dan bantuannya mencarikan channel penerbit hingga buku berjudul OMG! Ternyata Aku Terlahir Sukses! ini dapat diterbitkan. Benar-benar nggak nyangka, karena sudah lama banget nggak ada kabar. Alhamdulillah di bulan November 2010 kemarin, buku telah terbit," tutur Asqarini Hasbi.




Buku yang awalnya mereka beri judul Manajemen Penderitaan Muslimah, ini mengupas habis karakteristik kesuksesan yang memang sulit untuk diraih. Berbagai cerita para tokoh besar menuju kesuksesannya; kutipan ayat Quran; kuesioner; serta contoh kasus remaja sekolah dan kuliah yang berkaitan dengan kesuksesan, disuguhkan dalam buku seharga Rp.27.500 ini.
"Kalau buku yang membahas tentang kesuksesan secara umum sudah banyak. Makanya kita fokus kepada pelajar serta mahasiswa muslimah, walau pun tanpa bermaksud men-segmented. Semoga buku ini bisa menjadi bahan acuan untuk teman-teman yang masih dalam fase transisi, dan dapat menuntun mereka untuk lebih bijaksana dalam menghadapi kegagalan," ujar penulis yang cukup aktif nulis di Short Story web Nida ini.
Duka membuat buku keroyokan? Pasti ada. Namun, karena satu buku dikerjakan oleh banyak orang, sukanya tentu lebih banyak dibanding dukanya. "Awalnya sempat meragukan diri. Bisa nggak sih, buat tulisan dengan deadline yang sangat cepat? Akhirnya, ya sudahlah kerjain aja.

Dan setelah dikerjakan ternyata bisa juga, walaupun dikumpulkan via email di detik-detik terakhir. Sukanya kita optimis aja. Kan proyeknya keroyokan, jadi bebannya dibagi rata sama-sama. Buat kita nambah optimis," tambah Asqarini. Siapa lagi hayo, yang mau nulis keroyokan? Lebih mudah dan cepat daripada menulis sendiri!
Publisher: masjid kita - 1:17:00 AM
,

Masjid Asra al-Bakrie


Masjid ASRA AL-BAKRIE Padang, diresmikan PADA 9 Februari lalu, Masjid Asra al-Bakrie, yang terletak di Jalan Olo Ladang, Kota Madya Padang, diresmikan penggunaannya. Masjid ini sempat hancur akibat gempa besar pada 30 September 2009. Kemudian, ANTV Peduli membangun kembali masjid ini dengan biaya sekitar Rp 2,5 milyar.

Dana ANTV Peduli untuk pembangunan kembali Masjid Asra al-Bakrie ini sepenuhnya berasal dari sumbangan keluarga besar Bakrie dan Kelompok Usaha Bakrie, yang dihimpun melalui Gerakan Bakrie untuk Negeri. Peresmian masjid ini dilakukan oleh Ketua Gerakan Bakrie untuk Negeri, H. Anindya N. Bakrie.

Hadir pula dalam acara peresmian ini, antara lain Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno, Wakil Gubernur Sumatera Barat H. Muslim Kasim, Wali Kota Padang Fauzi Bahar, Bupati Padang Pariaman H. Ali Mukhni, Ketua MUI Sumatera Barat H. Syamsul Bahri Khatib, Ketua Pengurus Masjid Asra al-Bakrie Syafrinaldi beserta jajarannya, dan Ketua ANTV Peduli H. Azkarmin Zaini.
Dalam sambutannya, H. Anindya N. Bakrie menyatakan bahwa Masjid Asra al-Bakrie didirikan dengan struktur bangunan yang tahan gempa dan menggunakan komponen bangunan yang juga tahan gempa.
Pembangunan masjid ini dilaksanakan kontraktor dari Yayasan Dompet Dhuafa, dengan pengawas dari PT Bakrie Land Development. Masjid berlantai dua dengan luas tanah 592 meter persgi ini dapat menampung 500 jamaah.

Masjid ini juga dilengkapi dengan fasilitas seperti tempat wudu untuk jamaah laki-laki dan perempuan, toilet, ruang perpustakaan, ruang pengelola, komputer, TV, karpet beserta sajadah, mimbar imam, peralatan sistem suara, genset, sampai alat pengisap debu. masjidalbakrie.com
Publisher: masjid kita - 1:13:00 AM
,

Kejujuran

Tidak ada tempat bagi kejujuran, begitu celetuk seorang teman. Pendapat seperti ini dianggap keliru, karena sebenarnya tempat yang dimaksud itu banyak, namun kejujurannyalah yang jarang. Lihat saja kasus ibu yang menggemparkan dunia pendidikan kita yang anaknya diminta memberi contekan di kelas sementara si ibu yang protes malah dikucilkan oleh warga kebanyakan.

Ibu Siami ini mungkin kesempitan di lingkungannya, tapi oleh karena itulah ia dibela dimana-mana dan malah diundang ke istana negara.

Jadi sebenarnya tempat bagi kejujuran itu terbuka lebar, penghuninya lah yang jarang. Kepada si jujur, si berani, si luhur, sejatinya disediakan tempat yang luas sekali.

Persoalannya ialah mengapa tempat yang luas itu selalu sepi? Karenanyalah, supaya men jadi ramai, kejujuran harus dirangsang, dibiasakan dan ditradisikan. Kita sudah tahu betapa kuat kepatuhan kita kepada tradisi itu.

"Keliru" saja, jika sudah jadi tradisi akan tetap dijalani, misalnya menjual barang-barang di rumah agar bisa menyumbang tenaga yang punya hajat, itu Keliru secara urgensi secara urgensi, tapi secara tradisi, dia bisa dikucilkan dari norma yang sedang berlangsung.

Kita sudah tahu betapa kuat kepatuhan kita terhadap tradisi itu, maka kalau yang keliru diganti Benar, lalu Kebenaran itu ditradisikan, kekuatan kita dalam menjalani kebenaran pasti akan kuat sekali, karena apa? Karena Kebenaran sudah menjadi tradisi. Kita akan takut melanggar tradisi, jika tradisi itu isinya kebenaran, maka kita akan mentradisikan kebenaran, karenanya.. mentradisikan kebenaran dan kejujuran itu harus segera dimulai, jika sudah menjadi tradisi, berbuat jujur dan benar itu akan terasa ringan dan mudah.

Tidak sulit lagi. Tidak berat lagi seperti sekarang ini. Mengapa ringan? Karena semuanya, semua orang ikut menjalani. Kenapa mudah? Karena semua saling menduplikasi, satu memeragakan, yang lain meniru. Itulah inti dari duplikasi.

Jika hal ini terus berjalan, akan jadilah kebiasaan, jika sudah menjadi kebiasaan, akan jadilah keharusan. Harus benar dan harus jujur, sebab kalau tidak, seseorang akan dianggap menyalahi tradisi. Siapa saja yang dianggap menyimpang dari tradisi akan diasingkan dan dianggap sebagai orang buangan.

Bayangkan jika kita memiliki tradisi kebenaran semacam itu, Indonesia pasti akan menjulang semakin tinggi. Salah, tidak jujur, korupsi akan dicap menyalahi, bertentangan dan berseberangan dengan tradisi. Lihatlah sikap kita terhadap tradisi itu saat ini, sungguh masih tetap saja kuat sekali hingga saat ini.

Tetapi isi tradisi itu juga masih tetap kuat. Ada tradisi untuk membela kekeliruan sekarang ini, tradisi menolong kesalahan, tradisi menyantuni kebodohan yang buahnya malah berupa penjerumusan.
Penjerumusan ini sungguh terjadi di banyak segi. Seluruh murid bodoh harus dibantu kelulusannya, kalau perlu diberi contekan. Bahkan hingga diberlakukan sistem subsidi. Nilai si pintar dikurangi untuk diinfakkan kepada yang kekurangan (murid yang tidak pintar maksudnya, red.).

Jika hendak membuat SIM tidak perlu untuk melewati rangkaian ujian untuk beberapa individu dan pribadi, malah kalau perlu umur dituakan. KTP pun jangan dipersulit atas nama pertemanan. Inilah mengapa seorang penduduk bisa memiliki bermacam KTP yang berbeda lebih dari 6 buah. Semua urusan dimudahkan, jangan dipersulit, harus gotong-royong, welas asih dan terbiasa menyantuni sesama yang membutuhkan. Begitu tradisi pemerintah kita.
Sungguh niat mulia itulah yang menjadi tradisi kita di Indonesia. Itu adalah tradisi yang kuat sekali, saling ingin membantu meringankan, memudahkan dan ingin melancarkan. Lalu apa yang salah dari semua itu? Tidak ada! Ini tradisi luar biasa! Mulia sekali!

Kebiasaan yang sudah mengakar itu tidak perlu diubah, karena bisa jadi mustahil untuk kita merubahnya. Yang perlu diperhatikan, yang perlu kita ubah cukup muatannya, isiannya, sedangkan bentuknya, Biarkanlah! Kita harus tetap terus tolong menolong, berjibaku bahu-membahu, tetapi tidak untuk soal-soal yang keliru.

Maka biarlah anak kelas tiga SD ini misalnya menjawab soal dengan jujur walau mungkin keliru sepanjang kejujuran itulah yang sedang menjadi fokus dan prioritas kita untuk ditradisikan. Misalnya pertanyaan kepada anak SD, yang bunyi pertanyaannya begini; "Apa tindakanmu jika teman sebangkumu ketinggalan membawa pensil?". Jawabannya; A. Meminjami. B. Membiarkan. C. Membelikan.

Di dalam benak anak kecil itu, menjawab jujur sesuai dengan apa kata hatinya adalah kebutuhan, lalu apa jawabnya? Ia menjawab untuk membiarkan. Karena memang itu yang dia lakukan dan berkesesuaian dengan hati dan situasinya saat itu.

Karena jangankan meminjami pensil kepada teman yang lupa, dia sendiri mungkin pada saat itu melakukan hal yang sama, kelupaan membawa pensil, jadi tidak mungkin anak itu dengan segala kecanggihan otaknya berinisiatif untuk meminjami bahkan membelikannya dengan uang yang tidak ia punya, namun berkat olah otaknya tadi, ia berinisiatif -lagi- mengambil uang teman lainnya untuk kemudian membeli sebuah pensil untuk temannya yang kelupaan itu tadi.

Jika kejujuran ingin kita tradisikan, jawaban anak kecil seperti itu sekalipun harus dibenarkan, dan itu butuh menjadi sebuah kesepakatan bersama sampai ke Menteri Pendidikan. Itulah caranya bagaimana kita membuat sebuah tradisi. Tradisi itu harus dijalankan bersama-sama untuk waktu yang sangat lama.

Publisher: masjid kita - 1:04:00 AM
,

Ketimpangan Masjid




Kalau diperhatikan, masih ada wilayah, terutama di pedesaan, yang belum memiliki masjid yang memadai. Bahkan untuk pengajian anak-anak pun tidak cukup. Sementara itu, di wilayah lain, terutama di perkotaan, ada masjid yang megah dan besar dengan dana infak yang juga besar.

Hal ini sering memunculkan “ekses lain” berupa pengumpulan dana untuk pembangunan masjid yang terkesan dipaksakan di wilayah tertentu, misalnya dengan meminta sumbangan di jalan raya. Padahal, cara ini sangat riskan dan bisa menimbulkan kecelakaan.
Alangkah bijaksananya bila pengelola masjid yang megah dan memiliki dana cukup besar turut memperhatikan masjid-masjid di wilayah lain yang belum memadai.

Untuk itu, diperlukan upaya penataan manajemen dan pendataan masjid secara nasional. Sehingga dapat dilakukan kerja sama dan langkah sinergis, baik dalam upaya pembangunan masjid maupun dalam manajemen dan pelaksanaan kegiatan-kegiatan di masjid.

Waspadai Pengaruh Negatif Internet

Perkembangan teknologi informasi yang begitu cepat ternyata juga menimbulkan pengaruh negatif, terutama bagi generasi muda. Mudahnya media internet diakses di mana pun, baik melalui warnet, PC, laptop, maupun ponsel, memang semakin memungkinkan orang untuk mendapatkan informasi dari seluruh dunia. Namun banyak pula kasus yang timbul akibat akses internet ini.

Sebagai orangtua, tentu khawatir jika anak-anaknya terjerumus pada perbuatan negatif penggunaan internet. Memang beberapa situs porno belakangan ini banyak yang di-block, tapi tentu tidak dapat semuanya. Karena itu, orangtua harus terus memonitor anak-anaknya. Arahkan mereka bahwa internet itu memang ada manfaatnya, tapi akan lebih bermanfaat jika mereka mengikuti kegiatan keagamaan, terutama di masjid-masjid.
Publisher: masjid kita - 12:56:00 AM
,

Logo Majalah Masjid Kita




Majalah Masjid Kita kini telah berganti logo. Tentunya kita semua masih ingat sewaktu Pertamina menghabiskan Rp.350 USD 350.000 demi logo barunya? Ternyata yang namanya sebuah logo memang tidak bisa dianggap remeh. Tidak sedikit pula tercatat perusahaan besar dunia beberapa kali mengganti logonya.

Bencana demi bencana yang datang silih berganti, kasus-kasus korupsi, ketimpangan dan ketidakadilan, serta penyalahgunaan wewenang seakan menjadi hal biasa dalam kehidupan bangsa ini. Karena itu, majalah Masjid Kita edisi kali ini menyajikan Mimbar Utama dengan tema Kembali ke Masjid: Selamatkan Akhlak Bangsa. Tentu saja, tulisan ini tidak dinawaitukan untuk menasihati atau bahkan menggurui, melainkan dimaksudkan sebagai urun rembuk agar bangsa Indonesia tidak semakin terpuruk.

Selain itu, majalah Masjid Kita edisi kali ini tampil dengan perwajahan dan rubrikasi yang baru. Hal ini dimaksudkan untuk mengakomodasi masukan yang diberikan oleh berbagai pihak. Dengan perwajahan yang baru ini, diharapkan tampilan majalah Masjid Kita semakin elegan dan lebih dimamis. Rubrikasi pun dibuat lebih sederhana untuk memudahkan pembaca dalam mencerna setiap informasi yang disampaikan.

Kami berharap, dengan tampilan yang baru ini, majalah Masjid Kita semakin dekat dan dicintai oleh pembaca yang budiman. Akhirulkalam, semoga Allah SWT senantiasa memberikan petunjuk dan hidayah-Nya agar majalah yang kita cintai ini dapat memberikan manfaat dan maslahat bagi kita semua.

Wassalamuaikum wr. wb.

Ilham Hanafie

Publisher: masjid kita - 12:53:00 AM

Wednesday, November 20, 2013

, , , ,

Prinsip Manajemen Masjid I

Sejalan dengan apa yang diungkapkan Achmad Subianto dkk dalam buku seri kamus Memakmurkan Masjid. Dalam buku ini dinyatakan bahwa jika ingin menjadikan masjid sebagai pusat kegiatan dan peradaban Islamiyah, maka perlu dilakukan penataan kembali terhadap pengelolaan masjid, termasuk kegiatan mencerdaskan umat dengan memperhatikan hal-hal yang telah dicontohkan Rasulullah SAW dalam mengelola masjid.

Dalam mengelola masjid, Rasulullah SAW menggunakan prinsip-prinsip manajemen yang sangat sederhana dan simpel, transparan, tidak bertele-tele, serta secara “built-in” mengatasi problematika umat. Memang tugas pengurus masjid tidaklah ringan. Karena itu, setiap individu yang terlibat dalam kepengurusan masjid dituntut untuk memiliki sikap dan kemampuan manajerial yang tinggi serta keikhlasan untuk rela mengorbankan waktu dan tenaganya.


Sebagai orang yang dipilih dan dipercaya oleh jamaah, pengurus masjid diharapkan dapat menunaikan tugasnya dengan baik dan bertanggung jawab, sebagaimana dicontohkan Rasulullah SAW dalam mengelola masjid dan perlakuan terhadap jamaah masjid.

Contoh yang diberikan Rasulullah SAW itu, antara lain, ketika akan menunaikan shalat, Nabi selalu berbalik, mengecek dulu jamaahnya. Pada suatu ketika, salah seorang jamaah tetapnya tidak hadir dalam shalat berjamaah itu.

Nabi bertanya: “Mana si Fulan.” Lalu seorang jamaah menyampaikan bahwa Fulan sedang sakit. Setelah selesai shalat, Nabi mengunjungi Fulan di rumahnya. Hal ini menunjukkan bahwa Rasulullah SAW sangat memperhatikan jamaahnya.
Contoh lainnya, setelah shalat Jumat, dari atas mimbar Rasulullah SAW selalu menanyai jamaahnya: “Siapa yang hari ini ada kesulitan atau kekurangan.” Apabila ada yang mengangkat tangan, bahwa dia sedang dalam kesulitan atau kekurangan, maka Nabi bertanya lagi, apakah dari jamaah yang hadir, yang telah diberi rezeki oleh Allah dan punya kelebihan, dapat membantu jamaah yang sedang kesulitan dan kekurangan itu.

Dengan cara ini, maka setelah shalat Jumat ditunaikan, problematika umat dapat langsung diselesaikan. Dalam peristiwa lain, suatu ketika, setelah menunaikan shalat, Nabi bergegas pergi ke rumah. Para sahabat heran atas tingkah laku Nabi ini. Mereka mengira Nabi mendapatkan wahyu. Tak lama setelah itu, Nabi keluar dari rumah dan membawa dirham, yang kemudian dibagikan (disedekahkan) kepada masyarakat.

Sahabat bertanya, mengapa Nabi tadi bergegas keluar masjid. Nabi menjawab, ketika shalat selesai, dia teringat masih punya uang di rumah. Sudah menjadi kebiasaan Nabi tidak pernah menginapkan uang di rumah. Uang yang diperolehnya selalu diinfakkan pada hari itu juga.

Baca kelanjutannya di; Prinsip Manajeman Masjid II
Publisher: masjid kita - 9:25:00 PM
, , ,

Batavusqu Award


Setelah lama mempelajari dari sana dan sini, dari blogging, tanya ini dan itu hanya untuk mengetahui apa dan bagaimana sebenarnya yang dimaksudkan dengan Award dalam dunia Bloghosphere, akhirnya..

Sayapun, kami.. bisa memahami (walau hanya tuk sementara ini sahaja, red.) bahwa Award yang dimaksud adalah sebuah bentuk penghargaan yang diberikan kepada pengelola blog (blogger) yang dengan segenap daya kreatifitasnya telah menuangkan ide, gagasan dan pikirannya dalam bentuk tulisan di blog.

Sebagai tambahan lagi, ternyata.. Tulisan tadi itu tentunya yang harus dapat memberikan ide ataupun mengarahkan pembaca untuk melakukan tindakan yang positif dan bermanfaat, bagi dirinya ataupun masyarakat sekitarnya di Indonesia.

Dus berarti.. pada akhirnya, blog ini, infomasjidkita.com telah memperoleh pengakuan secara langsung maupun tidak langsung dari teman-teman blogger.. terimakasih sebesar-besarnya karena itu, terutama sang pemberi award ini yakni mas Sugito Kronjot. Entah itu nama asli beliau atau bagaimana, maaf jika ada kesalahan pemanggilan sewaktu memberikan atau membalas komentar dari anda mas :p. Mungkin sekedar ucapan terima kasihpun tidak cukup saya berikan kepada kepada beliau, mungkin Majalah Masjid Kita hanya bisa memberikan do'a;





  • Semoga beliau tetaplah eksis dengan blognya.Semogatetap menulis hebat seperti apa adanya.
  • Semoga bisa menyebarkan virusnya agar banyak teman yang ikutan menjadi hebat seperti beliau.


Akhirnya, special Award Batavusqu ini akan saya bagikan kepada siapa saja yang merasa belum memiliki award ini dan kemudian berkenan memasangnya di blog masing-masing. Terimakasih.
Publisher: masjid kita - 9:22:00 PM
, , , ,

Majelis Taklim

Pada umumnya, masjid memiliki majelis taklim yang menyelenggarakan pengajian pada hari-hari tertentu. Ada yang menyelenggarakannya setiap hari Sabtu. Ada yang melakukannya setiap hari Rabu, yang kemudian dikenal sebagai “majelis Reboan”. Ada pula yang memilih waktu malam, misalnya setiap Kamis malam Jumat. Penyelenggaraan pengajian oleh majelis taklim merupakan upaya untuk memakmurkan masjid.

Pengajian yang dilaksanakan oleh majelis taklim memiliki dampak lainnya, seperti adanya ikatan atau kelompok-kelompok arisan atau kelompok-kelompok ekonomi lainnya.


Dengan terselenggaranya pengajian, maka banyak orang yang membuka kios, sehingga pengajian pun memiliki dampak ekonomi lainnya. Agar majelis taklim bisa berlangsung dengan baik, penyelenggaraan majelis taklim dilaksanakan oleh pengurus masjid bidang pendidikan dan peribadatan. Pengurus majelis taklim perlu menyusun program kerja tahunan, walaupun dalam bentuk yang sederhana. Program kerja itu diajukan dalam rapat pengurus masjid yang dilakukan setiap tahun.



TAMAN PENDIDIKAN AL-QURAN DAN PENDIDIKAN UMUM

Masjid bisa dilengkapi dengan taman pendidikan Al-Quran, di mana lembaga ini biasanya dikunjungi oleh anak-anak dibawah usia 10 tahun. Di daerah perkotaan pada umumnya didirikan taman pendidikan Al-Quran, sedangkan di daerah pedesaan biasa dilaksanakan pengajian anak-anak setelah shalat magrib yang dibimbing oleh seorang kiai atau ustad.

Taman pendidikan Al-Quran (TPA) merupakan bentuk pendidikan yang lebih modern dibandingkan dengan sistem pengajian di masjid atau surausurau yang ada. Di antara ciri kemodernan TPA adalah adanya gedung yang permanen, adanya guru yang berkualitas, adanya kurikulum yang jelas, serta adanya sistem administrasi yang rapi dan efisien.

Pada saat ini, eksistensi TPA memang sangat mengkhawatirkan, karena kegiatan pendidikan di luar sekolah sudah begitu menjamur. Misalnya berbagai kursus di luar sekolah yang beraneka ragam, dari kursus bahasa Inggris, kursus matematika, kursus piano, dan macam-macam kursus yang lebih menarik daripada TPA. Oleh karena itu, program TPA harus senantiasa dievaluasi demi tercapainya TPA yang berkualitas.

Seharusnya TPA tidak hanya menghasilkan anak-anak yang hanya bisa membaca Al-Quran, melainkan juga harus mampu mengimplementasikan Al-Quran dalam kehidupan sehari-hari. TPA harus bisa melayani kebutuhan masyarakat sekitarnya, dalam arti bahwa dengan Al-Quran bisa tercipta generasi Islami, yang tinggi kualitas iman dan takwanya. Memang sejak dini Al-Quran harus disosialisasikan di kalangan anak-anak, agar bisa membentengi dirinya dari serbuan kebudayaan Barat yang begitu kuat.

Membangun generasi muda yang Islami memang bukan hal yang ringan. Kompleksitas perkembangan zaman makin meningkat, sehingga kesadaran para orangtua pada pendidikan Al-Quran sangat penting. Di kalangan atas, anak-anaknya jauh sekali dengan TPA, karena anak-anak TPA sering diposisikan sebagai kelompok anak-anak kelas menengah-bawah. Sehingga menjadi tantangan bagi para pengurus TPA untuk mampu menyosialisasikan keberadaan TPA.

Tidak ada salahnya jika ada orang yang mampu mendorong anak muda untuk berlomba-lomba memahami Al-Quran, bukan membaca Al-Quran. Mulai belajar dengan juz-juz yang pendek dan menghafalkan surat yang pendek dari Al-Quran akan bisa membawa anak-anak mencintai Al-Quran. Sosialisasi pengamalan Al-Quran bisa dimulai dari taman pendidikan Al-Quran.
Publisher: masjid kita - 9:19:00 PM

Tuesday, November 19, 2013

,

Keistimewaan-keistimewaan Manusia


Manusia selayaknyalah harus pandai–pandai bersyukur kepada Tuhan, karena Dia telah menciptakan kita dengan sangat istimewa. Berikut ini beberapa keistimewaan manusia sebagai makhluk Tuhan.

1. Makhluk paling mulia dan utama

Di antara makhluk ciptaan Allah SWT, manusia mendapat kedudukan tinggi. Ia merupakan makhluk yang paling mulia dan utama karena memilki unsur dan daya materi, yang memiliki jiwa dengan ciri-ciri berfikir, berakal.

“Dan sungguh, Kami telah memuliakan anak cucu Adam, dan Kami angkut mereka di darat dan di laut, dan Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka di atas banyak makhluk yang Kami ciptakan dengan kelebihan yang sempurna” (Q.S:17:70)

2. Makhluk yang paling disuka

“Allah-lah yang menundukkan laut untukmu agar kapal-kapal dapat berlayar di atasnya dengan perintah-Nya, dan agar kamu dapat mencari sebagian karunia-Nya, dan agar kamu bersyukur “ (Q.S:45;12)

3. Makhluk yang paling cerdas

Manusia memiliki jiwa yang bersifat rohaniah, gaib, tidak dapat ditangkap dengan panca indera yang berbeda dengan makhluk lain, karena pada manusia terdapat daya berfikir, akal, nafsu, kalbu, yang kadang-kadang disebut dengan jiwa, ruh, soul mind , dan sebagainya.

“Dan diajarkan kepada Adam nama-nama (benda) semuanya, kemudian Dia perlihatkan kepada para malaikat, seraya berfirman, “Sebutkan kepada-Ku nama semua (benda) ini, jika kamu yang benar!” (Q.S 2: 31)

“Mereka menjawab, “ Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami. Sungguh, Engkaulah Yang Maha Mengetahui, Maha Bijaksana” (Q.S 2: 32)

Berkaitan dengan keutamaan manusia sebagai makhluk yang paling cerdas, dikarenakan Allah SWT mengkaruniakan kita akal/otak. Otak adalah organ intro untuk berpikir, belajar dan berinteraksi dengan dunia melalui persepsi dan tindakan.

Baru- baru ini para ilmuwan telah mampu mempelajari bagaimana otak membentuk jaringan saraf. Dimulai pada rahim dan seluruh kehidupan ini jaringan yang luas terus berkembang, beradaptasi, dan belajar, bahkan di usia tua, masih tumbuh neuron baru, meskipun dalam jumlah kecil. Stimulasi mental meningkatkan fungsi otak dan benar-benar melindungi terhadap penurunan kognitif, seperti halnya latihan fisik. Penurunan mental yang berat biasanya disebabkan oleh penyakit, sedangkan sebagian besar berkaitan dengan usia kerugian dalam memori atau keterampilan motorik semata-mata disebabkan aktivitas dan kurangnya latihan dan stimulasi mental. Dengan kata lain, gunakan atau hilang.

4. Makhluk yang paling baik

Selain sebagai makhluk yang paling sempurna manusia juga dijadikan Allah SWT sebgai makhluk yang memiliki keluhuran dan kemuliaan, lebih baik dari malaikat, lebih sempurna (kejadian fisiknya maupun rohaniahnya).

“Sungguh Kami telah mencipakan manusia, dalam bentuk yang sebaik-baiknya” (Q.S:95;4)

5. Khalifah

Setiap manusia menurut pandangan Islam adalah pemimpin, sesuai dengan tingkatannya masing-masing. Setiap pemimpin bertanggungjawab terhadap apa yang dipimpinnya, baik lahir maupun batin, di dunia maupun di akhirat.

Mengapa manusia ditunjuk sebagai khalifah di muka bumi? sebab manusia memiliki akal dan kalbu. Sebagai makhluk yang paling sempurna, manusia akan dimintai pertanggunjawaban terhadap amanah yang diberikan padanya untuk mengelola alam semesta bagi kesejahteraan semua makhluk.

“Dan Dia-lah yang menjadikan kamu sebagai khalifah-khalifah di bumi dan Dia mengangkat (derajat) sebagian kamu di atas yang lain, untuk mengujimu atas (karunia) yang diberikan-Nya kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu sangat cepat memberi hukuman dan sungguh Dia Maha Pengampun, Maha Penyayang” (Q.S: 6;165).

Sumber:

1. Al-Qur’an
2. scribd.com/doc/51096274/Pengertian-Manusia-menurut-Ajaran-Islam-ltm-1
3. fi.edu/learn/brain/exercise.html.
Publisher: masjid kita - 10:16:00 PM

Sunday, November 17, 2013

, ,

Kelola Hati

Bismillahirrohmaanirrohiim

Dalam kitab Ihya’ Ululmuddiin, Imam Ghozali memberikan penjelasan bahwa perkembangan rohani menuju hati yang sehat itu mirip dengan perkembangan badan. Badan akan berkembang dengan baik, normal dan sehat, bila memenuhi beberapa unsur pendukungnya, seperti makan makanan yang sehat, olah raga yang baik dan teratur, menjaga dari hal-hal yang dapat menyebabkan sakit atau celaka.

Mengurangi unsur-unsur pendukung itu akan menyebabkan tumbuhnya badan menjadi tidak normal. Misalnya tidak makan, maka meskipun badan dapat tumbuh, namun tumbuhnya tidak akan bisa ideal. Atau makan tapi tidak bergerak, juga dapat menyebabkan tumbuhnya badan menjadi tidak normal. Atau diberi makan dan dipakai olah raga, tapi tidak menjaga dari yang menyebabkan sakit dan celaka, maka itu pun dapat menyebabkan tumbuhnya badan menjadi tidak optimal.

Demikian pula dengan rohani, ia perlu mendapat asupan makanan berupa ilmu. Ilmu yang masuk harus ilmu yang menyehatkan, sebab input ilmu itu akan mempengaruhi output mindset dan tindakannya. Apa nutrisi ilmu yang dimasukkan akan mempengaruhi apa yang akan dilakukannya.

Seperti orang yang memasukkan pengertian bahwa time is money, maka ia akan selalu berpikir untung rugi, hubungan yang dibangun dengan orang lain menjadi lebih transaksional daripada emosional. Dia akan menjalin hubungan dengan seseorang selama ia menguntungkan, bila sudah tidak lagi menguntungkan, maka hubungannya akan ia putus.

Orang yang memasukkan pengertian bahwa hidup bahagia itu seperti orang barat, maka ia akan mengkopi gaya hidup orang barat untuk ia terapkan dalam kehidupannya dan ia akan mengukur segala sesuatu itu dengan kaca mata budaya barat.

Orang yang memasukkan pengertian bahwa agama adalah way of life, maka ia akan bertindak sesuai dengan ajaran agama dan ia pun akan mengukur segala sesuatu itu dengan kaca mata agama. Oleh karena itu, hendaklah selektif dalam memasukkan ilmu, pilihlah ilmu yang menyehatkan rohani/ hati agar hati kita menjadi hati yang sehat dan selamat (qolbun saliim).

Kalau badan butuh oleh raga, maka rohani/hati pun juga butuh olah hati, yaitu berupa pembiasaan yang baik dan teratur, seperti solat; solat yang baik itu tidak hanya sekedar menjalankan, tapi dijalankan dengan khusyuk atau penuh dengan kesadaran, memahami apa yang dibaca dan memahami simbol dari gerakan yang dilakukan. Gerakan-gerakan dalam solat itu adalah bentuk dari jenis-jenis penghormatan. Oleh sebab itu, perasaan menghormat ini hendaknya dihayati, sehingga menimbulkan perasaan khusyuk.

Solat juga harus teratur, artinya sedapat mungkin berjamaah untuk solat yang fardlu, sedang untuk solat sunah hendaknya juga teratur dilakukan, seperti solat malam, dhuha, rowatib dan tahiyyatul masjid.


Termasuk dalam kategori olah hati adalah zikir. Zikir ini tidak sekedar menghafal bacaan dengan menggerakkan mulut seperti ikan mujahir atau sapi, tapi ada penghayatan di dalam hati. Zikir juga bukan sekedar melafalkan bacaan-bacaan tertentu, tapi semua aktifitas yang mengingatkan diri kepada Allah, bentuk aktifitasnya bisa berupa berpikir, mengamati sesuatu, bekerja, berdiskusi, membaca Al Qur’an dan sebagainya.

Rohani/hati juga butuh treatment, menjaga dari hal-hal yang menyebabkan sakit atau celaka. Seperti menjaga hati dari iri, dusta, dendam, bakhil, mengeluh/tidak bersyukur, ghibah/gosip, membuka aib orang, sombong, ujub dan lain-lain. Penyakit-penyakit hati ini harus diobati supaya membuat hati menjadi sehat.

Caranya adalah dengan membiasakan lawan dari penyakit itu. Misalnya sakit sombong, harus diobati dengan membiasakan sikap rendah hati. Iri harus diobati dengan membiasakan sikap qonaah. Dendam diobati dengan membiasakan memaafkan. Dusta diobati dengan membiasakan kejujuran. Bakhil diobati dengan membiasakan sedekah. Mengeluh diobati dengan membiasakan banyak bersyukur, dan seterusnya.

Mengobati penyakit-penyakit hati ini butuh waktu, prosesnya tergantung kadar dari penyakitnya. Kalau ringan ya akan cepat sembuh, kalau sudah kronis ya butuh waktu yang lebih lama dan terapi yang khusus serta ketekunan dan kesabaran pasien. Bahkan kadang perlu berobat ke dokter hati yang ahli kalau memang dibutuhkan.

Puasa, makan tidak sampai kenyang benar, mengurangi bicara, mengurangi hal yang sia-sia, menjaga makan dari yang syubhat dan kumpul dengan orang solih juga dapat menjadi cara untuk mentreatment hati dari penyakit-penyakit hati. Demikian ulasan sederhana ini, semoga bermanfaat bagi kita semua dan semoga kita senantiasa diberi kekuatan dan pertolongan oleh Allah sehingga kita dapat mengelola hati kita menjadi hati yang sehat dan selamat. Amien ya robbal ‘alamien.

Salam Sukses Bahagia

Sumber ; The Real Hamba Allah
Publisher: masjid kita - 9:38:00 PM
, , , , , , , , ,

PermataBank Syariah Salurkan Zakat

Unit Pengumpul Zakat (UPZ) yang dikelola PermataBank Syariah bulan Ramadhan ini menyalurkan zakat senilai Rp 1 miliar kepada 14 mitra lembaga amil zakat, infaq dan sedekah (LAZIS) dan lembaga sosial.

Hal ini sebagai wujud komitmen PermataBank Syariah kepada masyarakat. Menurut Achmad K Permana selaku Head of PermataBank Syariah, kegiatan ini merupakan bentuk kepedulian kami kepada masyarakat. “Kami pada bulan Ramadhan tahun ini menyalurkan zakat kepada masyarakat sebanyak Rp 1 miliar dan disalurkan kepada 14 LAzis dan lembaga sosial,” jelas Permana saat buka bersama di Kantor Pusat PermataBank Jakarta.



 Ke-14 LAZIS dan lembaga sosial itu adalah Baitul Maal Hidayatullah (BMH), Al Azhar Peduli Ummat (APU), Rumah Zakat, Lazis Amaliah Astra, Aksi Cepat Tanggap (ACT), Badan Amil Zakat Nasional (Baznas), Dompet Dhuafa (DD), Badan Wakaf Alquran (BWA), Pos Keadilan Peduli Ummat (PKPU), Ummi Maktum, Perhimpunan Pengembangan Pesantren dan Masyarakat (P3M), Program Pembibitan Penghafal Alquran (PPPA), dan Dompet Peduli Ummat Daarut Tauhid (DPU-DT) dan Dewan Syariah Nasional (DSN).

UPZ Permata Bank pada awal pelayanananya menyalurkan zakat sebesar Rp 222 juta. Kemudian pada tahun 2009 dana yang terhimpun Rp1,3 miliar dan di 2010 mencapai Rp 2,3 miliar. Dana zakat yang terhimpun, ungkap Permana dialokasikan untuk pembangunan rumah sakit dhuafa, beasiswa dhuafa, rumah bersalin gratis, program al-Qur’an braile, mendirikan perpustakaan bagi sekolah atau madrasah dan dana zakat ini juga akan bergulir secara produktif bagi pedagang kecil di Jawa Barat dan juga untuk pembuatan sumur air bersih di NTT.
Publisher: masjid kita - 9:07:00 PM
, ,

Islamic Center Washington

Islamic Center Washington - Memadukan Beragam Peradaban

Letaknya cukup strategis, karena berada di jalanan yang banyak dihuni kedutaan dari berbagai negara di dunia. Menara putih setinggi 162 kaki di gedung itu, menjadi simbol keberadaan umat Islam di Massachusets Avenue, Woshington DC, Amerika Serikat. Gedung itu bernama Islamic Center, didirikan pada tahun 1950, hasil wakaf yang didatangi hanya sedikit sekali kaum Muslim Amerika sekitar tahun 1950 – 1960. Namun sekitar tahun 1970-an jumlah ini terus bertambah berkali-kali lipat, hingga kini sekira 3.000 orang datang setiap minggu untuk melaksanakan shalat Jum’at di masjid ini.

Ide mendirikan masjid ini, konon bermula ketika di tahun 1944, seorang duta besar Turki wafat dan bingung mencari masjid untuk menyalatkannya, sehingga komunitas kedutaan besar negara-negara Islam di Washington akhirnya sepakat untuk mendirikan sebuah masjid di kota itu.


Pembangunan masjid dipimpin Yousef Abu El Hawa, seorang imigran dari Palestina yang kemudian berganti nama menjadi AJ Howar. Howar kemudian berhasil mengumpulkan sumbangan dan dukungan dari komunitas Islam di Amerika, di antaranya dari Afghanistan, Mesir, Indonesia, Iraq, Iran, Syria, Turki, Pakistan, dan Saudi Arabia. Bangunan masjid diarsiteki oleh arsitektur kebangsaan Itali, Mario Rossi dan diresmikan presiden Amerika saat itu, Presiden Eisenhower. Uniknya, di depan gedung berkibar sejumlah bendera dari negara-negara Islam dari seluruh dunia yang menambah semarak halaman masjid.

Mario Rossi dibantu seorang asisten dari Mesir, Ernesto Verucci Bey, yang kemudian memerintahkan beberapa tukang untuk membuat pahatan ayat-ayat al-Qur’an di dinding masjid dan langit-langit. Tentu saja berbagai dukungan mengalir dari negara-negara Islam yang lain, seperti Mesir yang menghadiahkan lampu gantung yang sangat indah, Iran mengirimkan karpet yang sangat lebar dan mewah, Malaysia merenovasi kubah, Maroko menghiasi jendela dengan kaca patri berwarna, Turki dengan keramik biru, sedangkan Irak dengan kaca-kaca berwarna kuning, dan sebagainya.

Dari sisi desain, banyak sekali pertukaran budaya ‘menempel’ pada gedung berwarna putih ini. Sama uniknya dengan umat yang melakukan ibadah di dalamnya. Mereka adalah campuran dari para tamu, diplomat berbagai negara, pelajar, penduduk Amerika yang memeluk Islam, serta para imigran. Mereka datang dari sekitar 75 negara di dunia yang saling bertukar keunikan, cerita, dan ilmu di dalam masjid.

Masjid ini memiliki langit-langit yang menyejukkan bagi para pelaku ibadah di dalamnya. Langit-langit kubah berhias warna emas, hitam, dan cokelat berpadu dengan kaca patri berwarna-warni, serta kaligrafi dan lampu gantung yang indah menambah megah suasana di dalam ruangan. Sedangkan tampak luar bangunan yang terbuat dari batu gamping ini dihiasi kaligrafi dan hiasan berwarna biru muda, membuat bangunan kokoh ini menjadi tampak lebih ramah.

Selain masjid, sebagian bangunan difungsikan sebagai ruang kelas, bagi umat yang ingin mendalami Islam. Sedangkan satu ruang yang cukup besar difungsikan sebagai ruang perpustakaan. Ruang perpustakaan di dalam Islamic Center ini telah menyimpan sekitar 4.000 judul buku dalam 34 bahasa, mulai dari abad ke-18 hingga terbitan terbaru. Tak hanya buku-buku Islam yang tersedia di sini, namun juga buku-buku mengenai sejarah Islam, seni serta hubungan Islam dengan agama-agama lain di dunia.

Selain itu perpustakaan di Islamic Center juga menyediakan ratusan judul film dan video yang bertema Islam, serta sekitar 50 audiotapes tentang berbagai topik yang berhubungan dengan Islam. Tersedia juga beberapa foto dari Makkah, Madinah, Jerusalem, serta beberapa kaligrafi dan potongan kiswah atau kain penutup Ka’bah.

Tips Berkunjung Ke Islamic Center

• Wanita memakai kerudung, mengenakan pakaian lengan panjang, dan bawahan panjang hingga mata kaki. Sedangkan pria dengan pakaian sopan dan celana panjang semata kaki.
• Jam buka untuk umat yang akan beribadah atau memasuki perpustakaan antara pukul 10.00 sampai 17.00.
• Untuk para turis yang ingin berkunjung, disediakan waktu antara 13.30 – 16.30.
• Islamic Center tidak menyediakan fasilitas untuk orang dengan keterbatasan fisik.
• Jika ingin menjajal metro, dapat turun di station Dupont Circle dan menanyakan arah Islamic Center. Sedang untuk bis umum, bisa menaiki bis N2/4/6.
Publisher: masjid kita - 9:00:00 PM
, , , , ,

Masjid An-Nida

Sajikan Ceramah di Televisi

Masjid An-Nida TPI, biasa orang memanggilnya Masjid TPI. Masjid ini selalu ramai ketika menjelang waktu Shubuh. Pasalnya, masjid ini kerap menyelenggarakan pengajian untuk kebutuhan acara dakwah TPI.

Masjid TPI berada di Jalan Taman Mini 2 Jakarta Timur. Masjid ini berada di area stasiun televisi swasta, TPI. Meski bangunannya sederhana, namun di dalamnya banyak ornamen semi permanen berupa hiasan untuk penyelenggaraan syuting pengajian.

Masjid TPI ini selain digunakan untuk acara syuting pengajian, masjid ini juga digunakan warga sekitar untuk shalat berjamaah. Terutama para kru televisi yang berada di area TPI.

Hampir setiap hari masjid ini diisi dengan acara penganjian. Misalnya saja jadwal hari Ahad dan Senin masjid ini menampilkan Ustadz Dhanu dengan Bengkel Hatinya selama satu jam sejak pukul 04.30, begitu juga Selasa dan Rabu masjid ini menampilkan Ustadz Yusuf Mansyur dengan Nikmatnya Sedekah selama satu jam sejak pukul 04.30. selain itu juga ada hari Sabtu pukul 05.00 oleh Ustadz HM Arifin Ilham.

Ketika ada acara syuting baik on air maupun off air, masjid selalu dipadati oleh para jamaah yang akan mendengarkan tausiyah dari masing-masing ustadz yang sedang bertugas mengisi acara di televisi. Bagi para jamaah yang akan mengikuti acara ceramah langsung, dan tidak lagi menonton di televisi, jamaah bisa berangkat pagi-pagi atau sebelum waktu Shubuh, agar jamaah mendapatkan tempat yang nyaman bersama jamaah lainnya.
Publisher: masjid kita - 8:58:00 PM
, , , ,

Museum Buya Hamka

Museum Rumah Kelahiran Ulama

Ranah Minang tidak hanya dikenal keindahan panorama alamnya tapi juga dikenal sebagai daerah yang banyak melahirkan ulama Islam. Salah satunya adalah Buya Hamka yang sejarah masa kecilnya dapat diketahui melalui Museum Rumah Kelahiran Buya Hamka.

Sebuah rumah gadang terletak di tepi Danau Maninjau, Kampung Tanah Sirah, Nagari Sungai Batang, Sumater Barat. Atapnya terbuat dari daun kering terbagi empat, menghadap ke Danau dan membelakang ke timur. Halamannya tidak terlalu luas, namun dihiasi bunga-bunga indah dan terletak di lereng bukit.

Bentuk bangunannya masih tegak seperti rumah adat Minangkabau dengan empat tanduk. Dinding-dindingnya terbuat dari kayu ukir berwarna cokelat. Di dalamnya masih tersimpan benda-benda peninggalan Buya Hamka waktu masih kecil. Untuk sampai kerumah itu, pengunjung harus melewati jalan tangga terbuat dari semen setinggi kira-kira empat meter.

Mengunjungi Museum Buya Hamka memiliki makna tersendiri bagi umat Islam. Dengan mengunjungi museum itu kita akan mengenal sosok Buya Hamka yang sederhana tumbuh dari keluarga religius dan kemudian menjadi ulama kharismatik di nusantara dan dunia Islam.

Buya Hamka dilahirkan di Sungai Batang Maninjau, Sumatera Barat pada tanggal 17 Februari 1908. Nama lengkapnya adalah Haji Abdul Malik Karim Amrullah. Ayahnya adalah seorang ulama terkenal Dr Haji Abdul Karim Amrullah alias Haji Rasul pembawa paham pembaharuan Islam dari Minagkabau.

Sejak kecil Buya Hamka belajar agama kepada ayahnya dan melanjutkan sekolah di Diniyah Schoool serta Sumatera Tawalib di Padang Panjang. Guru-gurunya waktu itu adalah Syaikh Ibrahim Musa Parabek, Engku Mudo Abdul Hamid dan Zainuddin Labay el-Yunusi.

Padang Panjang waktu itu ramai dikunjungi pemuda dari berbagai daerah untuk belajar ilmu agama dibawah pimpinan ayahnya. Hamka sangat tekun belajar dan rajin membaca buku untuk mengasah otaknya dan menyerap berbagai ilmu pengetahuan.

Buya Hamka kemudian tumbuh menjadi ulama kelas dunia yang kemasyhurannya tidak hanya terdengar di nusantara tapi juga sampai ke Malaysia, Singapura, Timur Tengah bahkan Amerika.

Nama besar Buya hamka misalnya dapat dilihat di deretan sekolah al-Azhar di Jakarta serta Masjid Agung al-Azhar yang berdiri kokoh sejak zaman Orde Baru. Konon mana masjid itu diberikan oleh guru besar al-Azhar Mesir, Syaikh Muhammad Syaltut karena kekagumannya atas bangunan masjid dan aneka kegiatan yang dipimpin oleh Buya Hamka.

Nama Buya Hamka juga melegenda melalui kitab tafsirnya bernama Tafsir Al-Azhar yang konon ditulis oleh Buya Hamka di balik jeruji penjara tahun 1960-an. Majelis tertinggi Universitas al-Azhar, Cairo, Mesir memberikan gelar Doctor Honoris Causa (Ustadziyah Fakhriyah) pada Hamka tahun 1959. Universitas Kebangsaan Malaysia juga memberi gelar yang sama dibidang kesusastraan tahun 1974. Sedangkan Universitas Prof Dr Moestopo Jakarta juga memberi gelar Profesor Kehormatan pada tahun 1966.

Atas beberapa penghargaan tersebut Buya Hamka pernah menulis sepucuk surat kepada salah saeorang kawannya bernama Solihin Salam (1990 : 392). Ia menyampaikan pesan : “Ananda tahu bahwa saya tidak sekolah! Hanya kekerasan hati dan penderitaan-penderitaan sajalah yang mengantar saya sampai dapat pengakuan dari universitas paling tua di dunia ini.”

Pada tanggal 24 Juli 1981, Buya Hamka wafat di Jakarta setelah membidani dan mengemban amanah sebagai ketua pertama Majelis Ulama Indonesia. Buya Hamka meninggalkan sepuluh orang anak, yang terdiri dari tujuh anak laki-laki dan tiga perempuan.

Pribadi Hamka

Berdirinya Museum Buya Hamka ini diprakarsai oleh gubernur Sumatera Barat waktu itu H Zainal Bakar dan beberapa tokoh yang pernah dekat dengan Buya Hamka. Dana pembangunanya berasal dari APBD pemerintah Sumatera Barat senilai 500 juta dan sumbangan berasal dari pribadi-pribadi seperti tokoh Angkatan Belia Islam Malaysia (ABIM), Datuk Hakim serta beberapa pengusaha asal Sumatera Barat.

Museum ini diresmikan penggunaannya pada tanggal 11 November 2001 oleh gubernur Sumatera Barat, H Zainal Bakar. Di dalamnya tersimpaan berbagai peninggalan Buya Hamka mulai dari tidur yang berisi ranjang berbalut kelambu putih yang dulu sempat menjadi tempat tidur Buya.

Di Museum Buya Hamka juga berdiri sebuah mushalla kecil yang posisinya berada disebelah utara. Ada pula ruang khusus untuk menerima tamu yang dilengapi kursi terukir. Disebelah ruang tamu, tersususun lima rak buku kaca tempat menyimpan buku-buku koleksi museum yang jumlahnya sekitar 200 judul. Buku-buku itu merangkum sosok dan pemikiran Buya Hamka selama berkiprah di masyarakat sebagai ulama pemikir Islam di Indonesia dan dunia Islam.

Dalam dunia tulis menulis, Buya Hamka juga termasuk tokoh yang produktif menulis. Beberapa karyanya meliputi berbagai bidang diantaranya kesusastraan, sejarah, otobiografi, politik, tasawuf, dan agama yang sampai saat ini masih menjadi rujukan pemikiran Islam dan banyak diburu para pelajar dari Indonesia maupun manca negara.

Di sudut ruangan lainnya tampak beraneka ragam barang, seperti sebilah tongkat yang dalam rak tersendiri, dua kursi rotan, ada juga lemari kaca berisi pakaian dan jubah serta aksesoris lain yang biasa dikenakan Buya. Di semua dinding banyak tergantung foto-foto Buya dengan berpakaian sorban, menggunakan jas, serta foto-foto bersama tokoh nasional, kerabat dan keluarganya.

Buya Hamka memang dikenal ulama yang modern dan selalu menghargai orang lain sebagaimana ia menghargai dirinya. Ia selalu berfikir optimis karena ia percaya bahwa semua orang pada dasarnya baik dan memiliki keinginan untuk menjadi baik. Dengan modal itulah ia mampu memperkenalkan dunia agama kedalam dunia sastra sehingga keduanya terasa akrab melalui karya roman dan cerita pendek yang ditulisnya dimasa muda.

Dengan berpegang pada prinsip tersebut ia selalu berupaya bersikap apa danya dan tidak pernah ada rasa takut kepada orang lain. Sikap tegas dalam mempertahankan prinsip juga ia miliki yang dibuktikan ketika ia mundur dari jabatan ketua MUI karena mempertahankan fatwa haram menghadiri dan merayakan natal bersama bagi umat Islam.

Kepiawaiannya sebagai seorang pengarang, pujangga dan seorang pemikir Islam semakin diakui orang. Disamping mempelajari kesusastraan Melayu Klasik Hamka juga bersungguh-sunggu mempelajari kesusastraan Arab. Karangannya yang sangat terkenal antara lain : Tenggelamnya Kapal Vanderwijck (1937), Dibawah lindungan Kabah (1936), Merantau ke Deli (1940), Terusir, Keadilan Ilahi.

Pada tahun 1950-an Buya juga menerbitkan beberapa karyanya antara lain Riwayat Perjalanan ke Negeri-negeri Islam, Di Tepi Sungai Nil, Ditepi Sungai Dajlah, Mandi Cahaya di Tanah Suci, Empat Bulan di Amerika. Museum Buya Hamka menjadi saksi bisu seluruh aktivitas dan sejarah hidup sang tokoh yang telah berhasil menjadi pembimbing umat menyeberangi samudra kehidupan dengan ilmu dan amal shalih.

/adnan
Publisher: masjid kita - 8:54:00 PM
, , , ,

Pastor Terry Serukan Bakar al-Qur’an

Heboh rencana sebagian warga Amerika yang akan membakar al-Qur’an dalam rangka memperingati peristiwa 11 September cukup disesalkan.

Seruan yang disampaikan dalam situs jejaring sosial Facebook dan Youtube. Dalam situs itu, mereka mengundang umat Kristen untuk membakar kitab suci umat Islam tersebut. Di mana salah satu pemrakarsanya adalah Dove World Outreach Center, sebuah gereja perjanjian baru non-denominasi di Gainesville, Florida, Amerika.

"Kami percaya bahwa Islam adalah setan, yang menyebabkan jutaan orang masuk neraka. Itu adalah agama menipu, itu adalah agama kekerasan dan itu terbukti," kata Pastor Terry Jones seperti dilansir BBC.

Melihat provokasi ini, lelompok advokasi Islam di AS (CAIR) tidak kebakaran jenggot dengan rencana ini. Mereka menyerukan agar gerakan Islamophobia tidak terus digencarkan. Dalam sebuah pemberitaan, mereka justru mengampanyekan untuk menyebarkan 100 ribu al-Quran.

"Masyarakat muslim di Amerika dan orang-orang yang memiliki hati nurani harus mendukung upaya pendidikan yang positif untuk menolak penyebaran Islamophobia," kata Juru Bicara CAIR Ibrahim Hooper.

Sementara itu, Asosiasi Nasional Evangelis, kelompok evangelis terbesar di AS, mengeluarkan pernyataan mendesak gereja untuk membatalkan acara tersebut. Peringatan yang dibarengi dengan pembakaran al-Qur’an itu bisa menimbulkan ketegangan di seluruh dunia antara kedua agama, Islam dan Nasrani.

Terry Jones mengatakan ia takut bahwa AS akan menjadi seperti Eropa, di mana umat Islam populasinya meningkat, menuntut hukum syariah, pengadilan syariah, yang merupakan bentuk hukuman yang sangat keras. Hari bakar Quran, katanya, adalah sebuah peringatan bahwa hal-hal itu tidak bisa diterima di Amerika.

Jones mengatakan apa yang dicapai dengan pembakaran al-Qur’an untuk mengirim pesan yang sangat jelas dan radikal bagi umat Islam dan hukum Syariah tidak diterima di Amerika.

Matthews juga bertanya jika mantan Presiden AS, George Bush menelefonnya secara pribadi, apakah Jones akan berubah pikiran, dan Jones mengatakan tidak: "Kami akan terus maju," jawabnya.

Sementara itu, Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengimbau umat Islam tidak terpancing dengan "Hari Pembakaran al-Qur’an Internasional" yang diprakarsai sebuah gereja di Florida. "Kami minta umat Islam tidak terpancing dengan berita ini, karena begitu berita ini tersebar, banyak tanggapan datang dari kalangan Kristen sendiri yang tidak menyetujui gerakan semacam ini," kata Ketua MUI Bidang Kerukunan Antar Umat Beragama Slamet Effendi Yusuf.

Terhadap ajakan "nyeleneh" semacam itu, MUI tetap menyatakan agar umat Islam tidak bereaksi negatif dan terutama tidak melakukan aksi anarkis karena gerakan itu dinilai hanya berniat untuk memancing keributan. "Kami juga minta pimpinan umat Kristen di Indonesia agar memberitahukan kepada umatnya agar tidak mengikuti gerakan semacam ini," kata Slamet dalam taushiyah MUI menyambut Ramadhan 1431 H yang digelar di kantor MUI.
Publisher: masjid kita - 8:52:00 PM
, ,

Nasionalisme dalam Arsitektur Masjid

KETIKA Islam mulai berkembang di Indonesia, khususnya di Jawa, arsitektur Islam diperkenalkan oleh para ‘’wali'’, sebagai orang yang dianggap dekat dengan Tuhan dan diyakini memiliki berbagai kelebihan. Para wali bertugas mengajarkan agama Islam dan sangat menghormati kebudayaan yang berkembang sebelum masuknya agama islam di Indonesia.

Karena itulah para wali sangat dihormati dan disegani, sehingga karya-karya arsitektur Islam saat itu masih memperlihatkan perpaduan budaya lama dan budaya baru dalam arsitektur Islam.

Tetapi memasuki dekade 1960-an, mulai muncul gaya-gaya baru dalam arsitektur masjid di Indonesia. Gaya-gaya arsitektur yang baru tersebut banyak muncul dari kalangan intelektual Islam yang telah mengenyam pendidikan seni rupa dan arsitektur di ITB Bandung yang saat ini pernah dididik oleh guru-guru gambar dan arsitek-arsitek Belanda. Arsitektur masjid dengan gaya baru di Indonesia, mulai muncul saat pembangunan Masjid Istiqlal di Jakarta.

Meskipun masjid merupakan karya arsitektur Islam, tetapi ternyata Masjid Istiqlal di Jakarta adalah karya arsitek ternama Indonesia non Muslim. Arsitek Masjid Istiqlal adalah Frederick Silaban, seorang umat Nasrani yang menempuh pendidikan arsitekturnya di ITB Bandung. Meskipun arsitek ini bukan seorang Muslim, namun dapat menghayati fungsi masjid sebagai perwujudan penting umat Islam.

Wujud arsitektur Masjid Istiqal merupakan hasil dari suatu proses sayembara, di masa pemerintahan Presiden Soekarno pada dekade 1960-an. Hasrat membangun kebudayaan bangsa yang telah merdeka, menjadi faktor kuat dalam pembangunan masjid baru. Saat itu Presiden Soekarno menginginkan Indonesia memiliki Masjid Agung dengan arsitektur yang memiliki gaya abadi, penuh kemegahan dan kebesaran, serta memancarkan cahaya kebesaran Tuhan. Masjid Istiqlal diharapkan dapat menampung umat l.k. 20.000 orang, dengan luas bangunan 5000 m2.

Kemegahan dan kebesaran arsitektur ini diwujudkan dalam skala dan struktur bangunan di lingkungan Taman Wijaya Kusuma, di atas bekas tanah benteng pendam di zaman penjajahan Belanda, yang ada di jantung Kota Jakarta. Arsitektur Masjid Istiqlal menyiratkan prinsip-orinsip arsitektur modern, tidak lagi bertitik-tolak dari bentuk-bentuk masjid yang telah ada sebelumnya di Indonesia, maupun yang ada di negara-negara Islam lainnya.

Struktur masjid Istiqlal menggunakan konstruksi baja dan beton. Bentuk denah masjid persegi dengan struktur yang kokoh, disusun oleh deretan kolom-kolom persegi, sehingga menimbulkan dimensi yang besar, yang mampu menopang kubah raksasa setengah bola. Semua bagian dan ruang berskala besar dan diberi warna putih keabu-abuan. Masjid Istiqlal adalah tonggak sejarah perkembangan arsitektur Islam modern di Indonesia. Masjid karya arsitek F. Silaban ini kini telah menjadi monumen nasional, dengan nilai-nilai sejarah kebudayaan Indonesia. Arsitektur Masjid Istiqlal memperlihatkan kesatuan struktur yang menyiratkan kesatuan ide bangunan sebagai tempat manusia bersujud kepada Tuhan, serta menyiratkan citra keabadian kebenaran dalam Islam.

Tak Menyalahi Kaidah

Sejak tahun enam puluhan rupanya telah terbentang kemungkinan mendirikan masjid-masjid baru, dengan dasar perencanaan arsitektur modern yang telah masuk ke Indonesia. Masjid Istiqlal yang dibangun sejak tahun enampuluhan, menampilkan kesatuan gaya yang kompak dan bersih. Kubahnya yang besar dan merupakan bentuk setengah bola murni, mempunyai daya dominasi terhadap totalitas bangun arsitekturnya.

Wujud arsitekturalnya bersih (clean dengan design), tidak menonjolkan detail-detail unsur dekoratif, maupun elemen-elemen hias lainnya pada bangunan. Hal ini pun terlihat pada desain interior bangunannya yang bersih dari gaya ornamentik, sehingga tidak mengganggu kekhidmatan suasana religi di ruang utamanya. Eksteriornya juga menampilkan pola struktur yang jelas dan kolam-kolam air yang besar. Sedangkan menaranya ditempatkan agak jauh dari bangunan induk, dengan bentuk menara beton yang tinggi.

Masjid Istiqlal telah berfungsi untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan keagamaan yang bersifat nasional, sehingga masjid ini telah condong menjadi tanda sebagai simbol kenegaraan. Wujud arsitektural Masjid Istiqlal yang dirancang oleh arsitek non-Muslim, tidak menyalahi kaidah. Hal ini malah menunjukkan adanya kerukuran umat beragama, yang saling memberi dan menerima. Apalagi sang arsitek pada hakikatnya telah menghayati fungsi masjid sebagai perwujudan penting umat Islam.

Ketika masjid pertama kalinya dibangun oleh Nabi Muhammad SAW, justru mewujudnya sangat sederhana sekali. Prototipe masjid beliau adalah ‘’masjid lapangan,'’ sebab unsur utamanya adalah lapangan di bagian tengah denah, kemudian di kelilingi oleh tembok pembahas. Konsep ini juga merupakan kebiasaan adat lama Arab, yang memanfaatkan bentuk lapangan terbuka di antara dinding-dinding pembatas, untuk menampung aktivitas pertemuan dan berbagai aktivitas lainnya di dalam masjid.

Jadi pada awalnya, bentuk arsitektur masjid bukanlah merupakan bangunan yang megah, penuh keindahan, tetapi justru sangat sederhana, tetapi fungsional. Dalam perkembangannya kemudian, arsitektur masjid menunjukkan berbagai bentuk gaya yang berkembang di berbagai belahan dunia, termasuk di Indonesia. Masjid Istiqlal merupakan salah satu masjid yang arsitekturnya diharapkan bisa menunjukkan identitas nasional dari bangsa Indonesia dan mendokumentasikan kerukunan umat beragama.

Sumber :( Gede Mugi Raharja) Bali Post
Publisher: masjid kita - 8:50:00 PM