Sunday, November 17, 2013

Filled Under: , ,

Kelola Hati

Share
Bismillahirrohmaanirrohiim

Dalam kitab Ihya’ Ululmuddiin, Imam Ghozali memberikan penjelasan bahwa perkembangan rohani menuju hati yang sehat itu mirip dengan perkembangan badan. Badan akan berkembang dengan baik, normal dan sehat, bila memenuhi beberapa unsur pendukungnya, seperti makan makanan yang sehat, olah raga yang baik dan teratur, menjaga dari hal-hal yang dapat menyebabkan sakit atau celaka.

Mengurangi unsur-unsur pendukung itu akan menyebabkan tumbuhnya badan menjadi tidak normal. Misalnya tidak makan, maka meskipun badan dapat tumbuh, namun tumbuhnya tidak akan bisa ideal. Atau makan tapi tidak bergerak, juga dapat menyebabkan tumbuhnya badan menjadi tidak normal. Atau diberi makan dan dipakai olah raga, tapi tidak menjaga dari yang menyebabkan sakit dan celaka, maka itu pun dapat menyebabkan tumbuhnya badan menjadi tidak optimal.

Demikian pula dengan rohani, ia perlu mendapat asupan makanan berupa ilmu. Ilmu yang masuk harus ilmu yang menyehatkan, sebab input ilmu itu akan mempengaruhi output mindset dan tindakannya. Apa nutrisi ilmu yang dimasukkan akan mempengaruhi apa yang akan dilakukannya.

Seperti orang yang memasukkan pengertian bahwa time is money, maka ia akan selalu berpikir untung rugi, hubungan yang dibangun dengan orang lain menjadi lebih transaksional daripada emosional. Dia akan menjalin hubungan dengan seseorang selama ia menguntungkan, bila sudah tidak lagi menguntungkan, maka hubungannya akan ia putus.

Orang yang memasukkan pengertian bahwa hidup bahagia itu seperti orang barat, maka ia akan mengkopi gaya hidup orang barat untuk ia terapkan dalam kehidupannya dan ia akan mengukur segala sesuatu itu dengan kaca mata budaya barat.

Orang yang memasukkan pengertian bahwa agama adalah way of life, maka ia akan bertindak sesuai dengan ajaran agama dan ia pun akan mengukur segala sesuatu itu dengan kaca mata agama. Oleh karena itu, hendaklah selektif dalam memasukkan ilmu, pilihlah ilmu yang menyehatkan rohani/ hati agar hati kita menjadi hati yang sehat dan selamat (qolbun saliim).

Kalau badan butuh oleh raga, maka rohani/hati pun juga butuh olah hati, yaitu berupa pembiasaan yang baik dan teratur, seperti solat; solat yang baik itu tidak hanya sekedar menjalankan, tapi dijalankan dengan khusyuk atau penuh dengan kesadaran, memahami apa yang dibaca dan memahami simbol dari gerakan yang dilakukan. Gerakan-gerakan dalam solat itu adalah bentuk dari jenis-jenis penghormatan. Oleh sebab itu, perasaan menghormat ini hendaknya dihayati, sehingga menimbulkan perasaan khusyuk.

Solat juga harus teratur, artinya sedapat mungkin berjamaah untuk solat yang fardlu, sedang untuk solat sunah hendaknya juga teratur dilakukan, seperti solat malam, dhuha, rowatib dan tahiyyatul masjid.


Termasuk dalam kategori olah hati adalah zikir. Zikir ini tidak sekedar menghafal bacaan dengan menggerakkan mulut seperti ikan mujahir atau sapi, tapi ada penghayatan di dalam hati. Zikir juga bukan sekedar melafalkan bacaan-bacaan tertentu, tapi semua aktifitas yang mengingatkan diri kepada Allah, bentuk aktifitasnya bisa berupa berpikir, mengamati sesuatu, bekerja, berdiskusi, membaca Al Qur’an dan sebagainya.

Rohani/hati juga butuh treatment, menjaga dari hal-hal yang menyebabkan sakit atau celaka. Seperti menjaga hati dari iri, dusta, dendam, bakhil, mengeluh/tidak bersyukur, ghibah/gosip, membuka aib orang, sombong, ujub dan lain-lain. Penyakit-penyakit hati ini harus diobati supaya membuat hati menjadi sehat.

Caranya adalah dengan membiasakan lawan dari penyakit itu. Misalnya sakit sombong, harus diobati dengan membiasakan sikap rendah hati. Iri harus diobati dengan membiasakan sikap qonaah. Dendam diobati dengan membiasakan memaafkan. Dusta diobati dengan membiasakan kejujuran. Bakhil diobati dengan membiasakan sedekah. Mengeluh diobati dengan membiasakan banyak bersyukur, dan seterusnya.

Mengobati penyakit-penyakit hati ini butuh waktu, prosesnya tergantung kadar dari penyakitnya. Kalau ringan ya akan cepat sembuh, kalau sudah kronis ya butuh waktu yang lebih lama dan terapi yang khusus serta ketekunan dan kesabaran pasien. Bahkan kadang perlu berobat ke dokter hati yang ahli kalau memang dibutuhkan.

Puasa, makan tidak sampai kenyang benar, mengurangi bicara, mengurangi hal yang sia-sia, menjaga makan dari yang syubhat dan kumpul dengan orang solih juga dapat menjadi cara untuk mentreatment hati dari penyakit-penyakit hati. Demikian ulasan sederhana ini, semoga bermanfaat bagi kita semua dan semoga kita senantiasa diberi kekuatan dan pertolongan oleh Allah sehingga kita dapat mengelola hati kita menjadi hati yang sehat dan selamat. Amien ya robbal ‘alamien.

Salam Sukses Bahagia

Sumber ; The Real Hamba Allah

0 comments:

Post a Comment

Terimakasih untuk kesediaannya bertandang dan sekedar mencoretkan beberapa jejak makna di blog ini. Sekali lagi terimakasih. Mohon maaf jika kami belum bisa melakukan yang sebaliknya pada saudara-saudari semua.