Wednesday, January 22, 2014

Filled Under: , , , ,

Al-Quran Berwarna

Share

Akhir-akhir marak al-Qur’an dengan tampilan warna warni, bukan apa-apa, warna-warna itu ternyata bukan hanya sebagai pemanis perwajahan tapi dalam upaya mempermudah pembaca dalam membaca al-Qur’an dengan benar sesuai makhrajnya.

Al-Quran berwarna ini cukup menarik, tak seperti al-Qur’an biasa yang selama ini kita kenal. Di dalamnya pun tidak seperti al-Qur’an pada umumnya, di mana setiap blok warna menunjukkan ketentuan-ketentuan tajwid yang mengikuti ketentuan paling shahih (disepakati para ulama). Karya inovatif dan fenomenal ini sengaja dihadirkan sebagai sebuah kesadaran akan pentingnya membaca al-Qur’an dengan ketentuan tajwid.

Mudahnya Membaca Al-Quran Berwarna

Ketentuan bacaan dipermudah melalui alat peraga kode warna, misalnya saat bacaan mendengung, memantul, suara sengau dari hidung dan lain-lain, masing-masing dibuatkan warna cetakan yang berbeda-beda. Mushaf al-Quran dengan penjelasan tajwid yang dipermudah dengan menggunakan warna ini dilengkapi dengan penjelasan ketentuan-ketentuan tajwid dalam bahasa Indonesia (huruf latin) yang mudah dipahami.

Ketentuan-ketentuan tajwid tersebut berdasarkan bacaan tajwid ala qiraat ‘ashim yang diriwayatkan Imam Al-Hafs, yang merupakan cara baca yang paling banyak dipergunakan umat Islam di seluruh dunia, terutama di Indonesia dari tujuh riwayat cara baca (qiraat sab’ah).

Selain itu, blok warna yang dipergunakan dalam menentukan tajwid juga menuntun pembaca agar lebih memperhatikan tekanan, fonetik, irama serta cara membaca al-Qur’an. Al-qur'an ini juga sudah dilengkapi dengan terjemahan dalam bahasa Indonesia. Lahirnya penerbitan mushaf al-Qur’an dengan metode pemberian kode warna ini merupakan karya inovatif dari tiga bersaudara, yakni Abdus Sami, Abdul Nareem dan Abdul Moin yang memang telah lama bergelut dalam bidang penerbitan buku-buku Islam.

Di ilhami dari aturan lampu lalu lintas yang bersifat universal di mana warna merah berarti pemakai jalan harus berhenti, warna kuning menunjukkan persiapan jalan serta hijau berarti silahkan jalan. Sistem “traffic light” inilah yang kemudian diadopsi ke dalam tuntunan bagi kemudahan umat Islam dalam membaca al-Qur’an dengan benar dan baik. Setelah melalui proses pemikiran yang panjang akhirnya pada 4 Januari 2002, karya inovatif ini dipublikasikan pada umat Islam di seluruh dunia.

Peluncuran secara resmi mushaf al-Qur’an untuk Indonesia ini bertepatan dengan kegiatan Musabaqah Tilawah al-Qur’an (MTQ) Nasional ke XXI di kota Kendari, Sulawesi Tenggara pada tanggal 30 Juli 2006 oleh Dirjen Bimas Islam Departemen Agama Republik Indonesia mewakili Menteri Agama Republik Indonesia. Metode ini diharapkan bisa menambah keinginan mansyarakat untuk lebih sering membaca Al-Quran karena mayoritas masyarakat Indonesia secara psikologis lebih banyak yang bertipe visual atau senang dengan hal-hal yang menarik mata.

Download link : www.quranflash.com/en/download/index.html

0 comments:

Post a Comment

Terimakasih untuk kesediaannya bertandang dan sekedar mencoretkan beberapa jejak makna di blog ini. Sekali lagi terimakasih. Mohon maaf jika kami belum bisa melakukan yang sebaliknya pada saudara-saudari semua.