Tuesday, September 23, 2014

Filled Under: , , , , , , , ,

Masjid Waalwijk - An Nur

Share
Pemerintah Kerajaan Belanda Membiayai Pembangunan Masjid.

Masyarakat muslim dinegeri Belanda terdiri dari berbagai bangsa dan komunitas , antara lain Turki, Marokko, Tunisia, Somalia, Pakistan, India-Suriname, Indonesia dan lain-lain. Dari Indonesia, salah seorang diantaranya berasal dari Luwu dan telah menetap selama tigapuluh empat tahun.

Dari berbagai komunitas islam ini tersebar diseluruh negeri, dan terbesar jumlahnya adalah ummat islam asal Turki, Asia-Eropah dan Marokko dari Afrika-Utara, yang didatangkan oleh pemerintah Belanda dan Eropah Barat puluhan tahun silam untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja buruh dalam tahun tujupuluhan yang kini berkembang dan membiak, hingga memperbesar jumlah ummat islam di negeri kuncir angin, yang kini sudah hampir mendekati 10 prosen dari penduduk negeri Belanda yang berjumlah enam belas juta jiwa orang lebih.

Kaum muslim ini melakukan shalat ied dalam mesjid dari kemunitas masing-masing dikota tempat tinggalnya atau masjid yang terdekat dari tempatnya. Dari masjid dan mushalla yang berjumlah ratusan, tersebar di berbagai kota dari 12 provinsi di Negeri Belanda mulai dari provinsi paling Utara, Frisland dan Groningen sampati provinsi Selatan Noord-Brabant dan Limburg.

Dari ratusan mesjid yang ada di negeri Belanda, dua mesjid permanen milik orang Indonesia asal Ambon yang dibangun oleh Pemerintah Kerajaan Belanda dengan biaya keseluruhan dari pemerintah, melalui peraturan pemerintah Menteri Dalam Negeri yang dikenal Rieterkerk regeling. Membangunkan rumah ibadah untuk warga bekas KNIL yang dibawah pemerintah Belanda dari Nederland Idië ke Negeri Belanda pada tahun 1951.

Dari dua masjid milik ummat islam asal Indonesia Ambon ini dibangun di dua kota masing-masing di Redderkerk beberpa kilometer dari kota Rotterdam yang digunakan sejak bulan oktober tahun 1984 dan di kota Waalwijk yang diresmikan penggunaannya oleh Menteri Kultur Kerajaan Belanda waktu itu Hedi Dankona tanggal 13 Januari 1990.

Selain dari pada dua mesjid disebut diatas, ummat islam asal Indonesia di Den Haag mempunyai mesjid permanent yang tadinya dari bangunan Gereja, kemudian dibeli kemunitas islam asal Indonesia dirobah dijadikan mesjid.

Dalam pelaksanaan ibadah sehari-hari utamanya hari raya idul fitrie masjid Indonesia Ambon “An-Nur” di Waalwijk berpungsi selaku mesjid international, dimana berbagai bangsa, yang tidak memiliki mesjid, memilih mesjid ini didatangi untuk melakukan shalat jum’at dan idul fitri, utamanya ummat islam asal Bosnia, Somalia, Marokko, Mesir dan orang-orang islam Belanda (muallaf) memilih mesjid orang Indonesia dari mesjid milik ummat islam asal Turki. Karena chutbah di mesjid An-Nur menggunakan bahasa Belanda, dibanding komunitas lainnya hanya menggunakan bahasa Turki, bahasa Arab atau bahasa nasional dari negara masing-masing.

Selain mesjid milik komunitas islam asal Indonesia di Waalwijk terdapat mesjid Jailany milik orang islam bangsa Turki yang jumlah jamaahnya lebih besar dibanding dengan ummat islam asal Indonesia.

Pada lebaran idul fitri 1 Syawal 1433 H yang lalu, saya dan warga muslim Waalwijk di Nederland, sholat Id di Mesjid An-Nur. [Hamus Rippin]


Sumber ; luwuraya.net

0 comments:

Post a Comment

Terimakasih untuk kesediaannya bertandang dan sekedar mencoretkan beberapa jejak makna di blog ini. Sekali lagi terimakasih. Mohon maaf jika kami belum bisa melakukan yang sebaliknya pada saudara-saudari semua.