Friday, December 6, 2013

Filled Under: , ,

Urgensi Waktu dalam Islam

Share

I. Amat rugi manusia yang tidak memanfaatkan waktunya untuk berbakti

Demi Masa. Sungguh, manusia berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebaikan serta saling menasehati untuk kebenaran dan saling menasehati untuk kesabaran. (Q.S Al-’Asr : 1-3)

II. Kenikmatan Yang Terlupakan

Rasulullah SAW telah mengabarkan kepada kita bahwa waktu luang merupakan salah satu di antara dua kenikmatan yang telah diberikan Allah Ta’ala kepada manusia. Tetapi sangat disayangkan, banyak di antara manusia yang melupakan hal ini dan terlena dengannya. Beliau bersabda:

”Ada dua kenikmatan yang banyak dilupakan oleh manusia, yaitu nikmat sehat dan waktu luang”. (HR. Bukhari & Muslim)

Ibnu Hajar dalam Fathul Bari (18/219) membawakan perkataan Ibnu Baththol. Beliau mengatakan, ”Makna hadits ini adalah bahwa seseorang tidaklah dikatakan memiliki waktu luang hingga badannya juga sehat. Barangsiapa yang mendapatkan seperti ini, maka bersemangatlah agar tidak tertipu dengan lalai dari bersyukur kepada Allah atas nikmat yang diberikan oleh-Nya. Di antara bentuk syukur adalah melakukan ketaatan dan menjauhi larangan. Barangsiapa yang luput dari syukur semacam ini, dialah yang tertipu.”

Ibnul Jauzi dalam kitab yang sama mengatakan, ”Terkadang manusia berada dalam kondisi sehat, namun dia tidak memiliki waktu luang karena sibuk dalam aktivitas dunia. Dan terkadang pula seseorang memiliki waktu luang, namun dia dalam keadaan sakit. Apabila tergabung kedua nikmat ini, maka akan datang rasa malas untuk melakukan ketaatan. Itulah manusia yang telah tertipu (terperdaya).”

III. Kesempatan yang sama rata

Pada dasarnya setiap manusia mendapatkan kenikmatan waktu dalam jumlah yang sama rata yaitu 24 jam sehari. Namun mengapa banyak sekali manusia yang belum mencapai prestasi apapun hingga lanjut usia. Ada apa gerangan? hal ini disebabkan ia tidak memiliki tujuan yang jelas dalam menjalani hidup. Karena tidak jelas akibatnya tidak ada perencanaan dalam menggapai cita-cita, bisa jadi sepanjang hidupnya yang dilakukan adalah kegiatan yang tidak memberikan manfaat atau dampak besar kepada dirinya sendiri maupun orang lain, seperti:
a. Bergosip
b. Debat kusir
c. Banyak bergurau/ tertawa
d. Hura-hura
Padahal jelas –jelas disebutkan bahwa waktu sangatlah berarti, satu-satunya hal yang tak dapat kita kendalikan adalah waktu yang terus berjalan, sehingga dunia Barat memiliki jargon Time is Money (waktu adalah uang), begitu pula dalam Islam sendiri:
“Peliharalah waktu. Waktu laksana sebilah pedang. Jika Engkau tidak menebaskannya, ia yang akan menebasmu”

Hal senada disebutkan oleh Ibn Qayyim Al Jauziyah yaitu:

“Sebenarnya waktu manusia adalah umurnya. Dia adalah bahan abadi kehidupan yang penuh nikmat dan bahan kehidupannya yang sempit dalam azab yang pedih. Dia berlalu bagaikan berlalunya awan. Setiap kali waktunya untuk dan bersama Allah, itulah kehidupannya dan umurnya. Selain dari itu, tidak dapat dianggap sebagai kehidupannya. Walaupun dia hidup bagai hidupnya hewan ternak dan jika dia habiskan waktunya dalam kelalaian dan angan-angan kosong, maka yang dipilih adalah tidur yang panjang. Maka, kematiannya adalah lebih baik daripada hidupnya”

IV. Yang Perlu dilakukan dalam memanfaatkan waktu dengan baik adalah

a. Menyibukkan diri untuk menuntut ilmu baik ilmu agama dan ilmu dunia
b. Gemar bertaffakur/ berpikir
c. Memperbanyak dzikir dan do’a
d. Memperbanyak infak dan sedekah
e. Memperbanyak silaturahim dengan kerabat dan para sahabat
f. Saling mengingatkan antara saudara sesama muslim

Nabi pun pernah menyebutkan hal berikut ini terkait urgensi waktu: “Jika hari ini seseorang lebih baik dari kemarin maka ia beruntung, Jika hari ini sama dengan kemarin berarti dia merugi, dan jika hari ini ia lebih buruk dibandingkan kemarin, maka ia termasuk golongan orang yang celaka”

V. Himbauan dari Hasan Al-Banna ( ulama pendiri Ikhwanul Muslimin, Mesir)

Tugas manusia sebagai khalifah di muka bumi sangatlah banyak, untuk itu tak ada alasan bahwa kita tak punya kegiatan untuk dilakukan ataupun tak sekalipun dalam hidup mencapai prestasi yang membanggakan, ingatkah Anda dengan ayat berikut ini:

“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari satu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain. Dan hanya kepada Rabb mulah kamu berharap. (Q.S: Al-Insyirah ayat 5-8)

Ulama Mesir yaitu Hasan Al-Banna pun menyebutkan “Ketahuilah, bahwa kewajiban itu lebih banyak daripada waktu yang terluang, maka bantulah sudaramu untuk menggunakan waktunya dengan sebaik-baiknya. Dan jika engkau punya tugas, selesaikanlah segera!”

Sumber:

1. Al-Qur’an
2. Al-Ma’tsurat (Hasan Al-Banna)
3. madinatulilmi.com/?prm=posting&kat=6&var=detail&id=238
4. rumaysho.wordpress.com/2008/12/01/waktu-laksana-pedang/

0 comments:

Post a Comment

Terimakasih untuk kesediaannya bertandang dan sekedar mencoretkan beberapa jejak makna di blog ini. Sekali lagi terimakasih. Mohon maaf jika kami belum bisa melakukan yang sebaliknya pada saudara-saudari semua.